Rabu, 11 Mei 2022

Koneksi Antar Materi : Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran (modul 3.1.a.9)

Koneksi Antar Materi : Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran (modul 3.1.a.9)



Pengambilan keputusan merupakan cara yang akan memiliki pengaruh besar dalam proses dan berjalannya sebuah organisasi/sekolah, maka dalam modul ini CGP diminta untuk melaksanakan refleksi terhadap materi-materi pada modul yang sudah dipelajari dalam bentuk koneksi antar materi. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk menjabarkan keterkaitan antar modul berdasarkan refleksi CGP adalah seperti di bawah ini :

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

gilosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan ?

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

 

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya ?

Menurut saya mengenai kaitannya antara pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching sangat efektif, karena dengan mempelajari materi coaching kita dapat mempelajari cara berkomunikasi yang memberdayakan (asertif), teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA. Artinya, dengan kemampuan dalam menerapkan coaching untuk membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh murid atau komunitas praktisi di sekolah merupakan cara dalam pengambilan keputusan ketika dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan bersama murid atau komunitas praktisi di sekolah. TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah

Menurut saya sebagai seorang pendidik tentunya kita akan dihadapkan pada situasi dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Penanganan masalah pada studi kasus yang telah di sediakan memberikan contoh dan praktik secara langsung merupakan masalah yang sering kita jumpai di sekolah baik yang dialami oleh murid maupun guru dalam proses berinteraksi di sekolah. Adanya teknik 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan akan memberikan rambu-rambu dalam penyelesaian dilema etika atau bujukan moral yang dihadapi


5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik ?

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya

 
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Menurut saya dalam pengambilan keputusan memiliki arti yang penting bagi berkembangkan sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi atau lembaga ke arah yang lebih baik, berkembang dan mampu mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Namun jika dalam pengambilan keputusan terjadi kesalahan, maka akan berdampak buruk bagi organisasi atau lembaga tersebut, sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan harus berpedoman pada paradigma, prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Menurut saya perubahan tidak dapat dibangun secara singkat, namun ada proses yang harus dilalui dan dikerjakan agar terwujud. Perlu adanya sosialisasi dan komunikasi secara persuasif secara terus-menerus agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan atas adanya perubahan maka perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan budaya positif dalam lingkungan tersebut. Dengan berdasarkan pada visi dan misi serta tujuan sekolah, maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh lingkungan atau warga sekolah

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita ?

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya. 


 9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk


 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat diambil dari modul yang sudah saya pelajar ini dan kaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa sebagai guru yang merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan komunitas praktisi di lingkungan sekolah maka diharapkan mampu memiliki sikap among berdasarkan Pratap Triloka yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembang dan menjadi modelling bagi lingkungannya. Selain itu, Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.