Selasa, 15 Maret 2022

Hari ke 2 : Agar Puasa Tak Sia-sia

 Hari ke 2 : Agar Puasa Tak Sia-sia



Oleh 
Ah. Zanin Nu'man, M.Pd.I


Puasa tidak hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum serta jima’ saja. Namun puasa harus bisa mengendalikan hawa nafsu seseorang.  Rasulullah bersabda:

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thabrani)


Agar puasa kita tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, ada hal-hal yang perlu kita perhatikan, di antaranya:


Perama, Menundukkan pandangan. Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah yang sangat bagus, “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu, penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama saja.” (Lihat Latha’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)


Dari petuah di atas dapat kita ketahui bahwa ketika puasa masih banyak di antara kita, bahkan diri kita sendiri kurang memperhatikan pandangan kita, entah kepada lawan jenis atau terhadap perilaku antar sesama. Hal tersebut dapat kita jadikan sebagai bahan instropeksi diri, bagaimana kualitas puasa kita, khususnya di bulan Ramadhan yang hanya sebulan dalam setahun ini


Kedua, Menjaga lisan. Rasulullah bersabda,

Sesungguhnya puasa adalah perisai. Apabila salah seorang di antara kamu berpuasa maka jangan berkata kotor dan jangan bertindak bodoh. Jika ada seseorang menyerang atau mencaci, katakanlah ‘sesungguhnya aku sedang berpuasa, sesungguhnya aku berpuasa’.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwaththa’1099, Imam Bukhari dalam Shahihnya 1894, dan Imam Muslim dalam Shahihnya 1151)


Sering dalam keseharian, kita lupa dengan menjaga lisan kita, terkadang dari seringnya kita ghibah, bergunjing, berdusta, berdebat, bahkan perilaku yang mengundang kebencian kita lakukan. Kita juga harus berfikir bahwa dalam menjaga lisan ini tidak hanya kita lakukan saat puasa Ramadhan saja tetapi juga kita terapkan selain bulan Ramadhan. Jika pada bulan Ramadhan saja seseorang muslim tidak dapat menjaga lisannya, apalagi bulan selain Ramadhan.  Maka diharapkan setelah bulan Ramadhan berakhir, amal-amal lisan yang baik ini dapat seterusnya berlanjut.


Ketiga, Menjaga Telinga. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa kedudukan orang yang suka mendengarkan berita bohong sama dengan orang yang memakan barang haram.

 

Allah berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengarberita bohong. Banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Maidah [5]: 42)


Keempat, Hindari keharaman walau telah waktu berbuka. Berapa banyak orang yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali haus dan lapar, sebagaimana sabda Nabi

 

“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Al Albani berkata, ”Hasan Shahih”)


Hal tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah  haramkan. Ia seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari pembatal-pembatal puasa saja. Di dalam hadits disebutkan:

Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan selalu mengamalkannya, maka Allah Ta’ala tidak butuh kepada puasanya.” (HR. Al-Bukhari no. 1804)


Hindari tangan, kaki, dan semua panca indera lainnya dari hal-hal yang diharamkan, walaupun telah berbuka. Tak ada artinya sepanjang hari menahan diri dari makanan yang halal, namun setelah berbuka melakukan hal-hal yang dibenci Allah bahkan diharamkan-Nya.


Kelima, Makan secukupnya waktu berbuka. Seorang muslim yang berbuka puasa, hendaknya berbuka dengan makanan yang manis-manis dan mudah untuk dicerna. Hal ini selain baik dalam segi kesehatan juga merupakan tatacara yang dicontohkan Rasulullah

Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air” (HR. AbuDawud no. 2356, Ad-Daruquthni no. 240 dan Al-Hakim I/432 no. 1576, dihasankan oleh Imam Al-Albani)


Hadits di atas menunjukkan bahwa hendaknya kita berbuka bukan dengan makanan semau kita, tapi dengan apa yang dicontohkan oleh Nabi. Dapat disimpulkan pula salah satu tujuan berpuasa adalah melemahkan berbagai kekuatan yang menjadi sarang setan. Maka agar tercapai tujuan mulia ini janganlah makan terlalu berlebihan, karena syahwat akan menguat dan bisikan setan untuk melakukan keharaman akan dapat kembali muncul.


Perhatikanlah sabda Rasulullah  berikut agar kita bisa menahan diri dalam rangka menjaga puasa kita. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallhu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda:

Jika pada hari salah seorang di antara kalian berpuasa, makajanganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, membuat kegaduhan dan tidak juga melakukan perbutan orang-orang bodoh. Dan jika ada orang yang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” (HR. Bukhari)


Demikian beberapa hal yang bisa kita kerjakan untuk memaksimalkan ibadah kita di bulan Ramadhan ini agar bulan Ramadhan kita menjadi luar biasa. Semoga Allah menerima semua ibadah kita di bulan Ramadhan ini dan kembali mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan yang akan datang. 

Wallahu a’lam

Artikel Terkait


EmoticonEmoticon