Hari ke 2 : Agar Puasa Tak Sia-sia
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan
dahaga.” (HR. Ath Thabrani)
Agar
puasa kita tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, ada hal-hal yang perlu
kita perhatikan, di antaranya:
Perama, Menundukkan pandangan. Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah
yang sangat bagus, “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu,
penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta
janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari
puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama
saja.” (Lihat Latha’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Dari
petuah di atas dapat kita ketahui bahwa ketika puasa masih banyak di antara
kita, bahkan diri kita sendiri kurang memperhatikan pandangan kita, entah
kepada lawan jenis atau terhadap perilaku antar sesama. Hal tersebut dapat kita
jadikan sebagai bahan instropeksi diri, bagaimana kualitas puasa kita, khususnya
di bulan Ramadhan yang hanya sebulan dalam setahun ini
Kedua, Menjaga lisan. Rasulullah bersabda,
Sering dalam keseharian, kita lupa dengan
menjaga lisan kita, terkadang dari seringnya kita ghibah, bergunjing, berdusta,
berdebat, bahkan perilaku yang mengundang kebencian kita lakukan. Kita juga
harus berfikir bahwa dalam menjaga lisan ini tidak hanya kita lakukan saat
puasa Ramadhan saja tetapi juga kita terapkan selain bulan Ramadhan. Jika pada
bulan Ramadhan saja seseorang muslim tidak dapat menjaga lisannya, apalagi
bulan selain Ramadhan. Maka diharapkan
setelah bulan Ramadhan berakhir, amal-amal lisan yang baik ini dapat seterusnya
berlanjut.
Ketiga,
Menjaga Telinga. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa kedudukan orang yang suka
mendengarkan berita bohong sama dengan orang yang memakan barang haram.
Allah
berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengarberita bohong.
Banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Maidah [5]: 42)
Keempat, Hindari keharaman walau telah waktu berbuka. Berapa banyak orang
yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali haus dan lapar,
sebagaimana sabda Nabi
“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan
apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Al
Albani berkata, ”Hasan Shahih”)
Hal
tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah haramkan. Ia
seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari pembatal-pembatal
puasa saja. Di dalam hadits disebutkan:
Hindari
tangan, kaki, dan semua panca indera lainnya dari hal-hal yang diharamkan,
walaupun telah berbuka. Tak ada artinya sepanjang hari menahan diri dari
makanan yang halal, namun setelah berbuka melakukan hal-hal yang dibenci Allah bahkan
diharamkan-Nya.
Kelima, Makan secukupnya waktu berbuka. Seorang muslim yang berbuka puasa, hendaknya berbuka dengan makanan yang manis-manis dan mudah untuk dicerna. Hal ini selain baik dalam segi kesehatan juga merupakan tatacara yang dicontohkan Rasulullah
“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi biasa berbuka
puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka
beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau
meminum seteguk air” (HR. AbuDawud no. 2356, Ad-Daruquthni no. 240 dan Al-Hakim I/432
no. 1576, dihasankan oleh Imam Al-Albani)
Hadits di atas menunjukkan bahwa hendaknya
kita berbuka bukan dengan makanan semau kita, tapi dengan apa yang dicontohkan
oleh Nabi. Dapat disimpulkan pula salah satu tujuan berpuasa adalah melemahkan
berbagai kekuatan yang menjadi sarang setan. Maka agar tercapai tujuan mulia ini
janganlah makan terlalu berlebihan, karena syahwat akan menguat dan bisikan
setan untuk melakukan keharaman akan dapat kembali muncul.
Perhatikanlah
sabda Rasulullah berikut agar kita bisa menahan diri dalam rangka menjaga
puasa kita. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallhu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda:
EmoticonEmoticon