Senin, 29 Januari 2024

Sunnah yang terlupakan di Bulan Ramadhan

 

Sunnah yang Terlupakan di Bulan Ramadhan




Oleh 
Ahmad Zanin Nu'man, M.Pd.I 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah ...

Setiap tahun kita bertemu dan melewati ramadhan, sebagai seorang mukmin tentu  ada renungan dan refleksi tentang ramadhan yang telah kita lewati. Apakah ada amalan yang masih sering dilupakan dan terlewat begitu saja? Hal ini perlu kita lakukan agar Ramadhan tahun ini menjadi lebih bermakna serta dapat menambah pahala dan meraih keutamaan bulan Ramadhan.

Berikut beberapa amalan sunnah yang sering terlupakan oleh sebagian muslim saat Ramadhan :

1.     Menyegerakan Berbuka Puasa

Di antara amalan yang disunnahkan saat puasa adalah menyegerakan berbuka (ta‘jîl al-fithr) bila telah yakin masuknya waktu berbuka puasa (waktu maghrib). Nabi SAW berpesan agar menyegerakan berbuka puasa dengan makan dan minum sesegera mungkin karena hal tersebut merupakan  bagian dari kebaikan. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw :


Dari Sahl bin Sa’ad r.a Rasulullah saw bersabda : Senantiasa manusia di dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.” [HR. Bukhari 4/173 dan Muslim 1093]

 

Rasulullah saw senantiasa menyegerakan berbuka dan beliau shalat maghrib seteelah berbuka. Sebagaimana sabda beliau :

Dari Anas bin Malik  r.a berkata : Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw shalat maghrib sebelum berbuka, sekalipun berbukanya hanya dengan stengguk air. (HR. Ibnu Hibban)

 

1.     Berdo’a saat berbuka

Perlu dicatat, bahwa salah satu waktu yang mustajab untuk berdo'a adalah ketika berbuka puasa.  Sebagaimana hadits Rasulullah dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah bersabda : 

Ada tiga golongan yang do’anya tidak tertolak : orang yang berbuasa hingga berbuka, imam yang adil, dan orang yang terdzalimi. (HR. At-tirmidzi)

Ketika berbuka puasa adalah waktu terkabulnya do’a karena ketika itu orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri kepada Allah swt

 

Adapun Do’a buka puasa adalah : 

Telah hilang rasa haus, urat-urat menjadi segar, dan insyaAllah dita[kan sebagai pahala

 

Hal ini berdasarkan Hadits Nabi :

Dari ibnu Umar r.a ia berkata ; Rasulullah saw apabila berbuka puasa ia mengucapkan dzahabadh-dhama’u wabtalathil-uruqu wa stabatal-ajru insyaAllah. (telah hilang rasa haus, urat-urat menjadi segar, dan insyaAllah dita[kan sebagai pahala. (HR. Abu Dawud)

 

1.     Mengakhirkan Sahur

Seseorang yang hendak melakukan puasa Ramadhan disunahkan untuk makan sahur, namun terkadang sebagian kita malas untuk melakukannya karna alasan masih ngantuk atau masih kenyang, perlu dipahami bahwa tujuan sahur bukan sekedar agar kuat dalam menjalankan puasa namun didalam sahur terdapat keberkahan, sebagaimana sabda Rasulullah saw
Makan sahurlah kalian, karena didalamnya terdapat keberkahan.”
(HR: Bukhari dan Muslim)

 

Dalam Hadits Lain dijelaskan bahwa nabi sangat menganjurkan untuk tidak meninggalkan sahur meskipun hanya dengan seteguk air. Sebagaimana sabdanya :

Makan sahur adalah berkah, maka janganlah kamu tinggalkan, meskipun hanya dengan stengguk air, karena Allah swt dan para malaikat-nya memberi shalawat kepada orang-orang yang nakan sahur (HR. Ahmad)

 

Di sisi lain sahur merupakan pembeda antara puasanya orang Islam dan puasanya ahlul kitab. Sebagaimana sabda Rasulullah saw : 

Dari Amru bin Ash ra. Rasulullah saw bersabda : perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur (HR. Muslim)

 

Tidak hanya makan sahur yang menjadi kesunahan tapi waktu pelaksanaannya juga disunahkan diakhirkan Rasulullah bersabda

Dari Anas bin Zaid bin Tsabit r.a ia berkata : Kami makan sahur bersama Nabi kemudian ia pergi shalat. Aku (Anas) bertanya : berapa lama selang antara adzan subuh dan sahur ? Zaid menjawab : kira-kira membaca 50 ayat al-Qur’an  (muttafaq ‘alaih) 

1.     Membaca al-Qur’an dan Menghatamkannya

Salah satu bentuk keagungan bulan Ramadhan adalah  sebagai syahrul qur’an, dimana di bulan ini kita diingatkan  akan sebuah periatiwa besar dalam sejarah peradaban islam, yaitu peristiwa diturunkannya al-Qur’an. Bulan suci Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk berinteraksi dengan Allah melalui Alquran. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak membaca dan mengkhatamkannya. Namun seiring berjalannya waktu saat masuk pertengahan puasa banyak kaum muslim yang sudah tidak lagi tadarus al Qur’an meskipun belum menghatamkannya, alasan yang sering dipakai adalah karena kesibukan dan padatnya agenda.

Membayangkan al-Qur'an yang begitu tebal kadang membuat kita berfikir akan sulit menghatamkannya dalam satu bulan, namun jika kita memiliki target maka akan terlihat mudah.

Perlu diketahui :

§  Al-Qur'an terdiri dari 30 Juz

§  Rata-rata tiap juz terdiri dari 10 lembar

§  Satu bulan ada 30 hari

§  Shalat wajib ada 5 waktu

Jika kita ingin menghatamkan al-Qur’an (1x) dalam satu bulan maka kita harus membacanya setiap hari 1 juz (10 lembar), caranya bagaimana? cukup dengan membaca 2 lembar setiap selesai shalat fardhu, maka tanpa terasa kita akan menyelesaikan 1 Juz dalam satu hari. jika kitan konsisten setiap hari 1 juz, maka dalam 1 bulan (30 hari) kita akan menyelesaikan 30 juz (Khatam).

Jika kita inging mengkhatamkan lebih dari 1x dalam satu bulan, maka kita tinggal menambah jumlah lembar yang kita baca setiap harinya. Berikut Tabel Target Khatam al-Qur'an dalam 1 bulan :

Target Khatam

Subuh

Dzuhur

Asyar

Maghrib

Isya’

1 X

2 lembar

2 lembar

2 lembar

2 lembar

2 lembar

2 X

4 lembar

4 lembar

4 lembar

4 lembar

4 lembar

3 x

6 lembar

6 lembar

6 lembar

6 lembar

6 lembar


Mengapa kita mesti Khatam al-Qur'an di bulan Ramadhan ?  Karena membaca al-Qur'an memiliki keutamaan yang luar biasa serta pahala yang berlipat ganda. Apalagi dikerjakan di bulan Ramadhan tentu pahala akan semkin dilipatgandakan. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :

Dari ibnu Mas’ud r.a berkata, Rasulullah saw bersabda : Barang siapa yang membaca satu huruf dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan, dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sepuluh kali. Aku tidak mengatakan bahwa ألم (alif laam mim) itu satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. (HR. at-Tirmidzi)

Dalam Hadits lain juga dijelaskan :

Dari Abu Umamah al-Bahili ia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Bacalah Al-Quran, sebab ia akan datang di hari kiamat kelak sebagai pemberi syafaat kepada pembacanya.” (HR. Muslim No. 804)

Minggu, 19 November 2023

RENCANA AKSI PEMBELAJARAN PAI TAHUN 2024

PENGUATAN KARAKTER MELALUI KEGIATAN PEMBIASAAN KEBIASAAN EMAS (GOLDEN_ HABITS) BTA DENGAN KARTU KONTROL DIGITAL
(DIGITAL CARD _CONTROL)


Oleh : Ah. Zanin Nu’man, M.Pd.I

Salah satu kebiasaan emas (golden habits) yang diterapkan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo adalah pembiasaan baca tulis al-Qur’an (BTA). Program ini dilaksanakan dalam rangka untuk mengentaskan siswa dari buta huruf al-Qur’an, Program ini menjadi sekala prioritas mengingat siswa yang masuk di SMK Muhammadiah 1 Sukoharjo banyak yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar

Program ini dilaksanakan setiap hari pukul 07.00-07.40 didampingi oleh guru pengajar jam pertama. Dalam pelaksanaannya secara garis besar program ini berjalan dengan baik, namun ada sedikit kendala dalam pengontrolan, hal ini terungkapt saat rapat evaluasi pendamping BTA. Sebenarnya setiap siswa sudah diberikan kartu kontrol BTA dalam bentuk kertas, hal ini dimaksudkan agar perkembangan BTA anak dapat dikontrol oleh guru pendamping sehingga saat pelaksanaan program penyimak dapat mengetahui sampai mana batas halaman yang sudah dibaca. Namun pada pelaksanaannya banyak anak yang lupa tidak membawa kartu kontrol BTA dan lupa sampai batas mana halaman yang sudah dibaca.

Dari evaluasi yang dilakukan, maka perlu adanya kartu kontrol BTA yang dapat menjawab permasalahan tersebut, yaitu kartu kontrol digital. Kartu ini dibuat dalam bentuk aplikasi yang bisa digunakan dengan smartpon yang dapat menyimpan rekam jejak perkembangan siswa dalam pelaksanaan program ini, sehingga penyimak dapat dengan mudah melihat sampai batas mana halaman yang sudah dibaca siswa dan dapat melanjutkan ke halaman berikutnya.

Kolaborasi antara kepala sekolah, waka kurikulum, tim IT dan guru pendamping terus kami lakukan dalam rangka untuk mensukseskan program ini. Semoga dengan adanya kartu kontrol BTA digital ini mampu menjawab permasalahan yang ada dan mampu mengentaskan siswa dari buta huruf al-Qur’an dan pada gilirannya nanti program ini mampu menumbuhkan rasa kecintaan mereka terhadap al-Qur’an


(Contoh Tampilan Aplikasi Kartu Kontroll BTA Digital)

IMPLEMENTASI GOLDEN HABITS

 IMPLEMENTASI GOLDEN HABITS
SEBAGAI UPAYA PENGUATAN KARAKTER RELIGIUS
SISWA SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO


Oleh : Ah. Zanin Nu’man, M.Pd.I

Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi selain mampu memberi manfaat bagi kehidupan manusia. Namun dalam perspektif berbeda perkembangan teknologi telah dianggap sebagai penyebab timbulnya dekadensi moral dan membutuhkan perhatian serius, terutama di dunia pendidikan.

gerkaitan dengan fenomena problematika  dekadensi moral di Indonesia yang sangat kompleks, perlu adanya rekonsiliansi untuk  menangani, membimbing dan mendidik yang tepat  kepada generasi z. Usaha yang dirancang untuk  menanggulagi permasalahan dekadensi moral tersebut dengan penguatan karakter religious siswa dalam hal ini SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo mengimplementasikan pembiasaan yang disebut Golden Habits.
 
Golden Habits itu sendiri di ambil dari buku yang berjudul The 9 Golden Habits for Brighter Muslim, karya DR.H.Agus Sukaca, M.Kes  beliau adalah Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah periode 2010-2015. Sembilan  kebiasan emas yang dimaksud dalam buku tersebut adalah :

  1. Tertib Shalat
  2. Tertib Puasa Sunnah
  3. Tertib Zakat, Infaq dan sedekah
  4. Tertib membaca Al-Qur’an
  5. Tertib Beradab Islami
  6. Tertib Membaca setiap hari
  7. Tertib menghadiri kajian
  8. Tertib berorganisasi
  9. Berfikir positif

Dalam pelaksanaannya hanya bebrapa kebiasaan yang ditekankan di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, di antaranya adalah :


A. Kebiasaan tertib shalat berjamaah dengan program Hentikan semua aktivitas saat adzan berkumandang untuk shalat berjamaah. Kegiatan ini diikuti semua warga sekolah dengan SOP sebagai berikut :

  1. Muadzin adalah siswa yang sudah terjadwal 
  2. Saat adzan berkumandang semua warga sekolah menghentikan semua aktivitasnya. 
  3. Semua guru pengajar di kelas mengarahkan siswanya untuk berwudhu dan bergegas ke masjid 
  4. Guru PAI mengarahkan siswan di masjid untuk menata shaf 
  5. Imam (guru PAI) terjadwal
  6. Kesiswaan menertibkan siswa di tempat-tempat tertentu seprti kantin, kelas bengkel dll. 
  7. Setelah shaf tertata rapi Iqomat dikumandangkan dan shalat dimulai 


B. Kebiasaan tertib Shalat Dhuha dengan program Awali aktivitasmu dengan Dhuha kegiatan ini dilakukan setiap pagi dan terjadwal per tingkat/jenjang dengan SOP sebagi berikut :  

  1. Shalat dhuha terjadwal per tingkat/jenjang 
  2. Shalat dhuha dilaksanakan pukul 07.00-07.40 WIB 
  3. Shalat dhuha didampingi guru jam pertama dengan dilakukan pengabsenan terlebih dahulu oleh guru pendamping
  4. Shalat diawali dengan murojaah surat-surat pendek sampai semua siap. 
  5. Setelah shalat selesai dilanjutkan kultum oleh petugas yang sudah terjadwal
  6. Setelah selesai siswa kembali ke kelas masing-masing


C. Kebiasaan Tertib membaca al-Qur’an dengan program Pemberantasan Buta Huruf al-Qur’an. dengan menekankan Baca Tulis Al-Qur’an (BTA). Kegiatan ini dilakukan setiap pagi dengan SOP sebagai berikut :

  1. Kegiatan BTA dilakukan bagi kelas yang tidak terjadwal Shalat Dhuha, artinya saat kelas X terjadwal dhuha, maka kelas XI,XII kegiatan BTA, saat kelas XI terjadwal dhuha maka kelas X,XII kegiatan BTA, saat kelas XII terjadwal dhuha, maka kelas X.XI 
  2. Kegiatan ini difokuskan bagi siswa yang belum bisa membaca al-Qur’an dipandu oleh teman sebaya yang sudah bisa membaca al-Qur’an dengan didampingi guru pengajar jam pertama  
  3. Kegiatan BTA dilakukan pukul 07.00-07.40 WIB

D. Kebiasaan Tertib Infaq melalui program Infaq Jum’at, Kegiatan ini dilakukan setiap hari  jum’at oleh anak-anak IPM/OSIS dengan cara berkeliling ke kelas-kelas. Hasil dari infaq jum’at digunakan untuk kegiatan social seprti Kematian, menjenguk orang sakit, subsidi SPP bagi siswa kurang mampu dan kegiatan social lainnya.


Dengan kegiatan  golden habits tersebut diharapkan mampu menumbuhkan karakter religius pada siswa, karena dimulai dari pembiasaan, kemudian menjadi kebiasaan akhirnya menjadi sebuah karakter, sehingga saat siswa lulus sekolah nanti golden habits yang biasa dijalani di sekolah mampu menjadi kebiasaan harian mereka, dan pada akhirnya akan menjadi pribadi yang religious, taat beribadah serta peduli pada orang lain. Wallahu A'lam 


 




 




 

 

Rabu, 11 Mei 2022

Koneksi Antar Materi : Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran (modul 3.1.a.9)

Koneksi Antar Materi : Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran (modul 3.1.a.9)



Pengambilan keputusan merupakan cara yang akan memiliki pengaruh besar dalam proses dan berjalannya sebuah organisasi/sekolah, maka dalam modul ini CGP diminta untuk melaksanakan refleksi terhadap materi-materi pada modul yang sudah dipelajari dalam bentuk koneksi antar materi. Beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk menjabarkan keterkaitan antar modul berdasarkan refleksi CGP adalah seperti di bawah ini :

1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

gilosofi Pratap Triloka khususnya ing ngarso sung tuladha memberikan pengaruh yang besar dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. KHD berpandangan bahwa sebagai seorang guru, itu harus memberikan tauladan atau contoh praktik baik kepada murid. Dalam setiap pengambilan keputusan, seorang guru harus memberikan karsa atau usaha keras sebagai wujud filosofi Pratap Triloka ing madyo mangun karsa dan pada akhirnya guru membantu murid untuk dapat menyelesaikan atau mengambil keputusan terhadap permasalahannya secara mandiri. Guru hanya sebagai pamong yang mengarahkan murid menuju kebahagiaan. Hal ini sesuai dengan filosofi Pratap Triloka Tut Wuri Handayani

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan ?

Setiap guru seyogyanya memiliki nilai-nilai positif yang sudah tertanam dalam dirinya. Nilai-nilai positif yang mampu mempengaruhi dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.

Nilai-nilai yang akan membimbing dan mendorong pendidik untuk mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai-nilai positif tersebut seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid. Nilai-nilai tersebut merupakan prinsip yang dipegang teguh ketika kita berada dalam posisi yang menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral) yang menuntut kita berpikir secara seksama untuk mengambil keputusan yang benar.

Keputusan tepat yang diambil tersebut merupakan buah dari nilai-nilai positif yang dipegang teguh dan dijalankan oleh kita. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Nilai-nilai positif mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif serta berpihak pada murid adalah manifestasi dari pengimplementasian kompetensi social emosional kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social dan keterampilan berinteraksi social dalam mengambil keputusan secara berkesadaran penuh untuk meminimalisir kesalahan dan konsekuensi yang akan terjadi.

 

3. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya ?

Menurut saya mengenai kaitannya antara pengambilan keputusan dengan kegiatan coaching sangat efektif, karena dengan mempelajari materi coaching kita dapat mempelajari cara berkomunikasi yang memberdayakan (asertif), teknik mindfullnes, dan coaching model TIRTA. Artinya, dengan kemampuan dalam menerapkan coaching untuk membantu memecahkan permasalahan yang dialami oleh murid atau komunitas praktisi di sekolah merupakan cara dalam pengambilan keputusan ketika dihadapkan pada dilema etika dan bujukan moral. Selain itu dalam pengambilan keputusan juga menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan bersama murid atau komunitas praktisi di sekolah. TIRTA merupakan model coaching yang dikembangkan dengan semangat merdeka belajar. Model TIRTA menuntut guru untuk memiliki keterampilan coaching. Hal ini penting mengingat tujuan coaching, yaitu untuk melejitkan potensi murid agar menjadi lebih merdeka. TIRTA adalah satu model coaching yang diperkenalkan dalam Program Pendidikan Guru Penggerak saat ini. TIRTA dikembangkan dari Model GROW. GROW adalah akronim dari Goal, Reality, Options dan Will

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Sebagai seorang pendidik, kita harus mampu menjembatani perbedaan minat dan gaya belajar murid di kelas sehingga dalam proses pembelajaran murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai profil belajar mereka masing-masing. Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan yang tepat agar seluruh kepentingan murid dapat terakomodir dengan baik. Kompetensi sosial dan emosional diperlukan agar guru dapat fokus memberikan pembelajaran dan dapat mengambil keputusan dengan tepat dan bijak sehingga dapat mewujudkan merdeka belajar di kelas maupun di sekolah

Menurut saya sebagai seorang pendidik tentunya kita akan dihadapkan pada situasi dilema etika atau bujukan moral di lingkungan sekolah. Penanganan masalah pada studi kasus yang telah di sediakan memberikan contoh dan praktik secara langsung merupakan masalah yang sering kita jumpai di sekolah baik yang dialami oleh murid maupun guru dalam proses berinteraksi di sekolah. Adanya teknik 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah dalam pengujian dan pengambilan keputusan akan memberikan rambu-rambu dalam penyelesaian dilema etika atau bujukan moral yang dihadapi


5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik ?

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya

 
6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman ?

Menurut saya dalam pengambilan keputusan memiliki arti yang penting bagi berkembangkan sebuah organisasi atau satuan pendidikan. Pada pengambilan keputusan yang tepat akan menghasilkan suatu perubahan terhadap organisasi atau lembaga ke arah yang lebih baik, berkembang dan mampu mewujudkan visi dan misi yang telah disusun. Namun jika dalam pengambilan keputusan terjadi kesalahan, maka akan berdampak buruk bagi organisasi atau lembaga tersebut, sehingga dalam melakukan pengambilan keputusan harus berpedoman pada paradigma, prinsip dan 9 langkah dalam proses pengujian dan pengambilan keputusan.

7. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Menurut saya perubahan tidak dapat dibangun secara singkat, namun ada proses yang harus dilalui dan dikerjakan agar terwujud. Perlu adanya sosialisasi dan komunikasi secara persuasif secara terus-menerus agar lingkungan yang masih menggunakan paradigma lama akan memiliki pemahaman baru dan mampu beradaptasi dengan adanya perubahan. Pengambilan keputusan atas adanya perubahan maka perlu dilakukan dari hal kecil agar menjadi kebiasaan dan budaya positif dalam lingkungan tersebut. Dengan berdasarkan pada visi dan misi serta tujuan sekolah, maka akan mencapai perubahan yang dapat diterima oleh lingkungan atau warga sekolah

8. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita ?

Menurut pendapat saya, semua tergantung kepada keputusan seperti apa yang diambil, apabila keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid dalam hal ini tentang metode yang digunakan oleh guru, media dan sistem penilaian yang dilakukan yang sudah sesuai dengan kebutuhan murid, maka hal ini akan dapat memerdekakan murid dalam belajar dan pada akhirnya murid dapat berkembang sesuai dengan potensi dan kodratnya. Namun sebaliknya apabila keputusan tersebut tidak berpihak kepada murid, dalam hal metode, media, penilaian dan lain sebagainya maka kemerdekaan belajar murid hanya sebuah omong kosong belaka dan tentunya murid tidak akan dapat berkembang sesuai potensi dan kondratnya. 


 9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Ketika guru sebagai pemimpin pembelajaran melakukan pengambilan keputusan yang memerdekakan dan berpihak pada murid, maka dapat dipastikan murid-muridnya akan belajar menjadi oang-orang yang merdeka, kreatif , inovatif dalam mengambil keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya.

Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid. Keputusan yang berpihak kepada murid haruslah melalui pertimbangan yang sangat akurat dimana dilakukan terlebih dahulu pemetaan terhadap minat belajar, profil belajar dan kesiapan belajar murid untuk kemudian dilakukan pembelajaran berdiferensiasi yaitu melakukan diferensiasi konten, diferensiasi proses dan diferensiasi produk


 10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat diambil dari modul yang sudah saya pelajar ini dan kaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah bahwa sebagai guru yang merupakan pemimpin pembelajaran bagi murid dan komunitas praktisi di lingkungan sekolah maka diharapkan mampu memiliki sikap among berdasarkan Pratap Triloka yang dapat membantu murid dalam tumbuh kembang dan menjadi modelling bagi lingkungannya. Selain itu, Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.