Selasa, 22 Februari 2022

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi)

Koneksi Antar Materi Modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi)


Video Klik Disini 

Senin, 21 Februari 2022

7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil

7 Alasan Mengapa Pembelajaran Berdiferensiasi Dapat Berhasil



(Ini adalah terjemahan bebas dari artikel yang dipublikasikan melalui website https://inservice.ascd.org/7-reasons-why-differentiated-instruction-works/)

Berbicara tentang Pembelajaran Berdiferensiasi (Differentiated Instruction/ DI) harus dimulai dengan pemahaman yang akurat tentang apa itu DI — dan apa itu yang bukan DI. Anda mungkin terkejut mengetahui betapa mudahnya Pembelajaran Berdiferensiasi dilakukan di kelas Anda

1. Pembelajaran Berdiferensiasi adalah bersifat proaktif.

 

Dalam kelas, guru akan selalu berasumsi bahwa murid yang berbeda memiliki kebutuhan yang berbeda dan secara proaktif merencanakan pembelajaran yang menyediakan berbagai cara untuk mengekspresikan dan mencapai tujuan pembelajaran. Guru mungkin masih perlu menyempurnakan pembelajaran untuk beberapa murid mereka, tetapi karena guru tahu beragam kebutuhan muridnya di dalam kelas dan memilih opsi pembelajaran yang sesuai, maka kemungkinan besar pengalaman belajar yang mereka rancang akan cocok untuk sebagian besar murid


2. Pembelajaran Berdiferensiasi lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.


Banyak guru secara salah berasumsi bahwa mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit. Misalnya, seorang guru memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku, sementara murid yang kemampuannya lebih rendah hanya satu laporan saja. Atau seorang murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika hanya diharuskan menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan, sementara murid yang lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan dan ditambah dengan soal-soal cerita. 

Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal, namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang memang kesulitan. Seorang murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika tentunya akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit. Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah sifat tugas

3. Pembelajaran Berdiferensiasi berakar pada penilaian


Guru yang memahami bahwa pendekatan belajar mengajar harus sesuai dengan kebutuhan murid, akan mencari setiap kesempatan untuk mengenal murid mereka dengan lebih baik. Mereka melihat percakapan individu, diskusi kelas, pekerjaan murid, observasi, dan penilaian sebagai cara untuk terus mendapatkan wawasan tentang apa yang paling berhasil untuk setiap muridnya. Apa yang mereka pelajari akan menjadi katalis untuk menyusun dan merancang pembelajaran dengan cara-cara yang membantusetiap murid memaksimalkan potensi dan bakatnya.

Di dalam pembelajaran berdiferensiasi, penilaian tidak lagi didominasi sesuatu yang terjadi pada akhir unit untuk menentukan "siapa yang mendapatkannya." penilaian diagnostik secara rutin akan dilakukan saat unit dimulai. Di sepanjang unit pembelajaran, guru menilai tingkat kesiapan, minat, dan pendekatan belajar yang digunakan murid dan kemudian merancang pengalaman belajar berdasarkan pemahaman terbaru dan terbaik tentang kebutuhan murid. Produk akhir, atau cara lain dari penilaian "akhir" atau sumatif, akan mengambil berbagai bentuk, dengan tujuan untuk menemukan cara terbaik bagi setiap murid untuk menunjukkan hasil belajarnya selama unit tersebut berlangsung

4. Pembelajaran Berdiferensiasi menggunakan beberapa pendekatan terhadap konten, proses, dan produk.


Di semua ruang kelas, guru berurusan dengan setidaknya tiga elemen kurikuler: (1) konten — masukan, apa yang dipelajari murid; (2) proses — bagaimana murid berupaya memahami ide dan informasi; dan (3) produk — keluaran, atau bagaimana murid menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. 

Dengan membedakan ketiga elemen ini, guru menawarkan pendekatan berbeda terhadap apa yang dipelajari murid, bagaimana mereka mempelajarinya, dan bagaimana mereka menunjukkan apa yang telah mereka pelajari. Kesamaan dari pendekatan yang berbeda ini adalah bahwa semuanya dibuat untuk mendorong pertumbuhan semua murid dalam usaha mereka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan untuk memajukan atau meningkatkan proses pembelajaran baik untuk kelas secara keseluruhan maupun untuk murid secara individu.

5.Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid Pembelajaran berdiferensiasi berpusat pada murid


Pembelajaran berdiferensiasi beroperasi pada premis bahwa pengalaman belajar paling efektif adalah ketika pembelajaran tersebut berhasil mengundang murid untuk terlibat, relevan, dan menarik bagi murid. Akibat dari premis itu adalah bahwa semua murid tidak akan selalu menemukan jalan yang sama untuk belajar yang sama mengundang, relevan, dan menariknya. Lebih lanjut, pembelajaran berdiferensiasi mengakui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman yang akan datang harus dibangun di atas pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sebelumnya — dan bahwa tidak semua murid memiliki fondasi belajar yang sama pada awal proses pembelajaran. 

Para guru yang membedakan pengajaran di kelas-kelas yang memiliki keragaman secara akademis berusaha untuk memberikan pengalaman belajar yang secara tepat menantang untuk semua murid mereka. Guru-guru ini menyadari bahwa kadang-kadang tugas yang tidak menantang bagi beberapa peserta didik bisa jadi sangat rumit bagi yang lain

6. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan perpaduan dari pembelajaran seluruh kelas, kelompok dan individual.


Ada waktu ketika pembelajaran seluruh kelas adalah pilihan yang efektif dan efisien. Ini berguna untuk membangun pemahaman bersama, misalnya, dan memberikan kesempatan untuk diskusi dan ulasan bersama yang dapat membangun rasa kebersamaan. 

Pembelajaran berdiferensiasi ditandai oleh irama berulang dari melakukan persiapan kelas, mengulas kembali, dan berbagi, yang kemudian diikuti oleh kesempatan untuk eksplorasi individu atau kelompok kecil, ekstensi, dan produksi. 

7. Pembelajaran berdiferensiasi bersifat "organik" dan dinamis. 


Di ruang kelas yang berbeda, mengajar adalah sebuah evolusi. Murid dan guru sama-sama pembelajar. Guru mungkin tahu lebih banyak tentang materi pelajaran, namun mereka juga terus belajar tentang bagaimana murid mereka belajar. Kolaborasi yang berkelanjutan dengan murid diperlukan untuk memperbaiki peluang belajar agar efektif untuk setiap murid. Guru memantau kecocokan antara kebutuhan murid dan proses pembelajaran mereka serta membuat penyesuaian sebagaimana diperlukan. 

Diadaptasi dari How to Differentiate Instruction in Academically Diverse Classrooms, 3rd Edition, oleh Carol Ann Tomlinson, Alexandria, VA: ASCD. ©2017 oleh ASCD. Hak cipta terdaftar

JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 9 (MODEL 4F) Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Pada Jurnal refleksi minggu ke 9 ini Model yang saya gunakan adalah model 4F yaitu: 
a. Fact (Peristiwa), 
b. Feeling (perasaan), 
c. Fending (pembelajaran), dan
d. Future (penerapan)
 
4F merupakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. 4F dapat diterjemahkan menjadi 4P, dengan  penjabarannya, sebagai berikut:

1.      Facts (Peristiwa) 

a. Minggu ini saya memulai belajar paket modul 2, dimulai dengan pretes, dilanjut dengan mulai dari diri,masuk Eksplorasi Konsep secara mandiri dan dilanjut eksplorasi konsep melalui forum diskusi Tentang pengertian Pembelajaran Berdiferensiasi, pemahaman tentang diferensiasi konten, proses, dan produk, pembelajaran berdiferensiasi dengan menggunakan Diagram Frayer, mengidentifikasi dan memetakkan kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar murid, minat murid, profil belajar murid). Pebelajaran berdiferensiasi mengakomudir semua kebutuhan siswa tanpa adanya diskriminasi. 
b. Pada tang 12 Pebruari 2022 saya dan CGP yang lain mengikuti loka karya    dengan materi membangun komunitas praktisi. pada loka ini saya diberi pemahaman yang sangat penting dalam membangun komunitas praktisi yang baik. 

2.  Feelings (Perasaan)

    Saya merasa senang dan bersyukur dapat masuk ke Paket Modul 2, banyak hal yang saya pelajari dan ketika masuk eksplorasi konsep secara mandiri, saya menyadari bahwa pengetahuan saya masih kurang. Dengan mempelajari Eklsporasi konsep yang terdiri dari 17 bagian ditambah 2 video, saya sangat bersyukur dan senang  dapat mengikuti PGP ini, karena banyak sekali ilmu baru yang saya dapat disini, yang semula tidak tahu sama sekali, apa itu pembelajaran berdiferensiasi, sekarang menjadi tahu, meskipun masih jauh dari kata sempurna.


3.  Findings (Pembelajaran)

 Pembelajaran yang dapatkan minggu ini adalah : 

a. saya menyadari bahwa pembelajaran yang selama ini saya lakukan masih jauh dari pembelajaran yang berdiferensiasi yang mengakomudir semua kebutuhan siswa. sehingga banyak kebutuhan siswa saya yang tidak terpenuhi 

b. Memahami pembelajaran yang berdiferensiasi yang dibagimenjadi 3 hal  (Diferensiasi konten, proses, dan produk)

c. mengidentifikasi atau pemetakaan kebutuhan siswa bedasarkan kesiapan belajar

d. membuat RPP Berdiferensiasi dan mengevaluasi efektifitas RPP yang dibuat CGP lain.

e. Komunitas Praktisi sangat penting untuk membangun jejaring antar guru untuk mengeksplor strategi dan solusi atas tantangan yang dihadapi

  

4.  Future (Penerapan)


1.Berkolaborasi dengan teman sejawat  merancang RPP pembelajaran berdiferensiasi
2. Mmelakukan pemetakan diagnosis sebelum melakukan pembelajaran berdasarkan kesiapan belajar, minat dan profil untuk menentukan pembelajaran berdiferensiasi yang akan dilakukan
3. Menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas sesuai kebutuhan belajar  siswa
4. Membangun komunitas praktisi dari tingkat yang paling kecil yaitu tingkat sekolah  

Selasa, 15 Februari 2022

KISI US ISMUBA 2021-2022

Minggu, 13 Februari 2022

BANK SOAL ISMUBA

BANK SOAL ISMUBA

Soal US 2020-2021

 

Aksi Nyata Sosialisasi Modul 1 (Guru Penggerak)

Aksi Nyata Sosialisasi Modul 1 (Guru Penggerak)




Desain Kerangka Pembelajaran Sesuai Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Tugas 1.1 a 5)

Desain Kerangka Pembelajaran Sesuai Pemikiran Ki Hajar Dewantara (Tugas 1.1 a 5)




DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KHD (1.1.A.7)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL PEMIKIRAN KHD (1.1.A.7)



MATERI PENDIDIKAN AL-QUR'AN HADITS

MATERI PENDIDIKAN AL-QUR'AN HADITS

Kelas X :

Kelas XI : 

Kelas XII : 




Senin, 07 Februari 2022

Keyakinan Kelas

 Keyakinan Kelas 





AKSI NYATA 1.4

LAPORAN HASIL AKSI NYATA
MODUL 1.4 – BUDAYA POSITIF

Oleh : Ah. Zanin Nu'man, M.Pd.I 
CGP Angkatan 4 Kab. Sukoharjo