Minggu, 27 Maret 2022
Minggu, 20 Maret 2022
BEDAH KISI-KISI US ISMUBA 2022
BEDAH KISI-KISI US ISMUBA
MGMP ISMUBA KAB. SUKOHARJO TAHUN 2022
Silahkan Klik di bawah ini :
Lima (5) Hal Penghalang Keshalihan
Hari Ke 18 Lima (5) Hal Penghalang Keshalihan
Oleh Ah. Zanin Nu'man, M.Pd.I
Shabat Ali Karramallahu Wajhah pernah berkata :
Andaikan tidak ada lima hal di dunia ini, tentunya manusia menjadi orang saleh semua", kelima hal itu adalah:
1). Merasa senang dengan kebodohan.2). Tamak dengan dunia.3). Bakhil dengan kelebihan harta.4). Beramal disertai riya’.5). Selalu merasa bangga diri di atas yang lainnya
Mari kita kupas satu per satu
1. Merasa senang dengan kebodohan
Artinya adalah membiarkan diri bahkan merasa nyaman dengan ketidaktahuan dalam masalah agama. Tidak ada dalam dirinya keinginan belajar dengan sungguh-sungguh apa itu Islam dan bagaimana seharusnya menjadi muslim yang baik. Tidak pernah ingin tahu cara shalat dan wudhu yang benar serta berbagai amalan lain sehingga kerap terjadi mengerjakan amal ibadah tanpa didasari ilmu yang cukup yang akhirnya ibadahnya jauh dari tuntunan Rasulullah.
Rasulullah pernah mengingatkan dalam hadits nya :Allah membenci orang yang pandai dalam urusan dunia tetapi bodoh dalam urusan akhirat2-3 Tamak dengan dunia dan Bakhil dengan kelebihan harta,
keduanya merupakan pasangan yang selalu terkait bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Karena siapa pun yang tamak dan merasa kurang dengan berbagai kepemilikan hartanya, pastilah dia akan berlaku kikir (bakhil) dan sangat 'sayang' dengan kelebihan-kelebihan (harta) yang dimilikinya
Oleh karenanya jelas, sifat yang berhubungan dengan tamak adalah bakhil. Menurut Imam Al Ghazali: "Bakhil adalah sikap yang enggan mendermakan sebagian harta yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya. Jika sifat bakhil (kikir) berkembang maka akan menjadi tamak (rakus)4. Riya' Dalam Beramal
Riya’ adalah pamer, yaitu melakukan satu amal ibadah (agama) dengan maksud mendapatkan pujian dari manusia, atau dengan bahasa yang agak 'kasar' riya' dapat juga dikatakan dengan mengharapkan nilai dunia dengan pekerjaan akhirat.
Rasulullah pernah mewanti-wanti pada umat nya : Sesungguhnya sesuatu yang sangat saya khawatirkan atas dirimu adalah syirik kecil, yaitu Riya'
Demikianlah, hendaknya segala apa yang kita lakukan disandarkan kepada Allah S.w.t, untuk menggapai keridhaan-Nya. Apalah lagi jika riya' itu 'menjangkiti' amal ibadah murni seperti shalat, baca Al Qur’an, zakat dan lainnya, maka akan sangat berbahaya, karena ibadah kita hanya akan sekedar rutinitas yang berlalu begitu saja tanpa pahala. 5. Membanggakan diri (ujub)
Ujub Yaitu merasa diri paling sempurna dibandingkan dengan yang lain. Ketidak bolehan perasaan ujub ini dikhawatirkan pada lahirnya kesombongan, dan Allah mengancam orang yang sombong dengan mengharamkannya masuk surga, sebagaimana hadits nabi :
Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi. Ada seseorang yang bertanya, Bagaimana dengan seorang yang suka memakai baju
dan sandal yang bagus? Beliau menjawab, Sesungguhnya Allah itu indah dan
menyukai keindahan. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.
(HR. Muslim no. 91)
Demikianlah lima hal keburukan yang dapat menghalangi seseorang menjadi seorang yang shaleh, semoga kita semua terhindar dari semua keburukan-keburukan tersebut. Aamiin
Semoga Bermanfaat
1. Merasa senang dengan kebodohan
2-3 Tamak dengan dunia dan Bakhil dengan kelebihan harta,
4. Riya' Dalam Beramal
5. Membanggakan diri (ujub)
Sabtu, 19 Maret 2022
JADWAL PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 4 (9 BULAN)
Jumat, 18 Maret 2022
Koneksi Antar Materi 2.2.a.9 (Pembelajaran Sosial Emosional)
Koneksi Antar Materi 2.2.a.9
Pembelajaran Sosial Emosional
A. Apa itu PSE ??
B. Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional
- Memberikan Pemahaman, penghayatan dan Kemampuan untuk mengoelola emosi
- Menetapkan dan mencapai tujuan positif
- Merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
- Membangun dan mempertahankan hubungan yang positif
- Membuat keputusan yang bertanggung jawab (Responsible Decision Making)
C. Ruang Lingkup PSE
Hari Ke 7 Cara Mudah Khatam al-Qur'an di Bulan Ramadhan
Hari Ke 7
Cara Mudah Khatam al-Qur'an di Bulan Ramadhan
“Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hakdan yang bathil.” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)
“Siapa yang membaca satu huruf dari Al Quran maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan “alif lam mim” satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf” ( HR. Tirmidzi dan dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’, no. 6469)
- Al-Qur'an terdiri dari 30 Juz
- Rata-rata tiap juz terdiri dari 10 lembar
- Satu bulan ada 30 hari
- Shalat wajib ada 5 waktu
- Bulatkan Niat dan Konsisten
Mengkhatamkan Alquran membutuhkan konsisten dan niat yang kuat. Beragam trik akan percuma, jika tidak ada kesungguhan dari dalam diri. Untuk itu, pastikan kita memiliki keinginan yang kuat untuk memperbanyak ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT Menggunakan Aplikasi Al-Qur’an
Selanjutnya manfaatkan kecanggihan teknologi dengan menginstall aplikasi Al-Qur’an. Di zaman yang canggih ini sudah banyak bertebaran aplikasi Al-Qur’an yang bisa diinstall di berbagai jenis device. Saat ini orang-orang juga didominasi dengan penggunaan smartphone di kehidupan sehari-hari.
Manfaat menggunakan aplikasi Al-Qur’an pada smartphone ini juga sangat beragam. Selain karena keefektifannya dalam memanfaatkan teknologi yang ada, aplikasi Al-Qur’an juga dikenal lebih praktis. Jadi, meskipun sedang berada di tengah perjalanan, kamu tetap bisa mencicil baca Al-Qur’an agar bisa khatam
Selasa, 15 Maret 2022
Hari Ke 3 Tiga (3) Tingkatan Orang Berpuasa
Hari Ke 3:
Tiga (3) Tingkatan Orang Berpuasa
Hari ke 2 : Agar Puasa Tak Sia-sia
Hari ke 2 : Agar Puasa Tak Sia-sia
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan
dahaga.” (HR. Ath Thabrani)
Agar
puasa kita tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, ada hal-hal yang perlu
kita perhatikan, di antaranya:
Perama, Menundukkan pandangan. Jabir bin ‘Abdillah menyampaikan petuah
yang sangat bagus, “Seandainya kamu berpuasa maka hendaknya pendengaranmu,
penglihatanmu dan lisanmu turut berpuasa dari dusta dan hal-hal haram serta
janganlah kamu menyakiti tetangga. Bersikap tenang dan berwibawalah di hari
puasamu. Janganlah kamu jadikan hari puasamu dan hari tidak berpuasamu sama
saja.” (Lihat Latha’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah)
Dari
petuah di atas dapat kita ketahui bahwa ketika puasa masih banyak di antara
kita, bahkan diri kita sendiri kurang memperhatikan pandangan kita, entah
kepada lawan jenis atau terhadap perilaku antar sesama. Hal tersebut dapat kita
jadikan sebagai bahan instropeksi diri, bagaimana kualitas puasa kita, khususnya
di bulan Ramadhan yang hanya sebulan dalam setahun ini
Kedua, Menjaga lisan. Rasulullah bersabda,
Sering dalam keseharian, kita lupa dengan
menjaga lisan kita, terkadang dari seringnya kita ghibah, bergunjing, berdusta,
berdebat, bahkan perilaku yang mengundang kebencian kita lakukan. Kita juga
harus berfikir bahwa dalam menjaga lisan ini tidak hanya kita lakukan saat
puasa Ramadhan saja tetapi juga kita terapkan selain bulan Ramadhan. Jika pada
bulan Ramadhan saja seseorang muslim tidak dapat menjaga lisannya, apalagi
bulan selain Ramadhan. Maka diharapkan
setelah bulan Ramadhan berakhir, amal-amal lisan yang baik ini dapat seterusnya
berlanjut.
Ketiga,
Menjaga Telinga. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa kedudukan orang yang suka
mendengarkan berita bohong sama dengan orang yang memakan barang haram.
Allah
berfirman, “Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengarberita bohong.
Banyak memakan yang haram.” (QS. Al-Maidah [5]: 42)
Keempat, Hindari keharaman walau telah waktu berbuka. Berapa banyak orang
yang berpuasa, tetapi ia tidak mendapatkan apa-apa kecuali haus dan lapar,
sebagaimana sabda Nabi
“Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan
apa-apa kecuali lapar dan dahaga saja.” (HR. Ibnu Majah no.1690 dan Syaikh Al
Albani berkata, ”Hasan Shahih”)
Hal
tersebut terjadi karena ia tidak berpuasa dari apa yang Allah haramkan. Ia
seakan menganggap bahwa puasa itu hanya menahan diri dari pembatal-pembatal
puasa saja. Di dalam hadits disebutkan:
Hindari
tangan, kaki, dan semua panca indera lainnya dari hal-hal yang diharamkan,
walaupun telah berbuka. Tak ada artinya sepanjang hari menahan diri dari
makanan yang halal, namun setelah berbuka melakukan hal-hal yang dibenci Allah bahkan
diharamkan-Nya.
Kelima, Makan secukupnya waktu berbuka. Seorang muslim yang berbuka puasa, hendaknya berbuka dengan makanan yang manis-manis dan mudah untuk dicerna. Hal ini selain baik dalam segi kesehatan juga merupakan tatacara yang dicontohkan Rasulullah
“Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi biasa berbuka
puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka
beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau
meminum seteguk air” (HR. AbuDawud no. 2356, Ad-Daruquthni no. 240 dan Al-Hakim I/432
no. 1576, dihasankan oleh Imam Al-Albani)
Hadits di atas menunjukkan bahwa hendaknya
kita berbuka bukan dengan makanan semau kita, tapi dengan apa yang dicontohkan
oleh Nabi. Dapat disimpulkan pula salah satu tujuan berpuasa adalah melemahkan
berbagai kekuatan yang menjadi sarang setan. Maka agar tercapai tujuan mulia ini
janganlah makan terlalu berlebihan, karena syahwat akan menguat dan bisikan
setan untuk melakukan keharaman akan dapat kembali muncul.
Perhatikanlah
sabda Rasulullah berikut agar kita bisa menahan diri dalam rangka menjaga
puasa kita. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallhu ‘anhu, bahwa Rasulullah bersabda: